Magnificent Eleven of Me
2010–2021
Pernah gak sih kamu merasa insecure ngeliat dirimu sendiri terlebih jika kamu bandingkannya dengan orang lain?
“Pencapaian hidup gua kok gini-gini aja? Sialnya, rumput tetangga selalu lebih hijau.”
Siang kemarin saya kembali tercerahkan oleh Mas Fellexandro Ruby melalui speech-nya di TEDxYouth dengan tema “Why Passion is Not Enough?”
Yang bikin kepala saya “pecah”, doi pun membagikan peta hidup a.k.a. life journey Mas Ruby selama 10 tahun (yang saya modifikasi sedikit pada gambar postingan ini menjadi 11 tahun) yang ternyata meskipun kesannya random, menurutnya, justru saling berkelindan satu sama lain.
Ala-ala Steve Jobs, barusan saya pun ikutan coba untuk connect the dots looking backwards terkait apa yang sudah saya lakukan selama 11 tahun belakangan.
Surprisingly, setelah coba saya bedah hal-hal yang pernah saya lakukan dan eksplor selama 11 tahun ke lembar putih seperti gambar postingan kali ini di awal tulisan, semuanya menjalin titik-titik khayal dalam lingkar semesta; titik-titik tersebutlah yang membentuk diri saya hingga menjadikan jati diri saya yang utuh saat ini.
Kenyataan ini sepertinya membuktikan bahwa jika kita fokus dan persisten pada tujuan sekaligus fokus pada proses yang baik yang kita yakini, maka hasil yang kelak diperoleh pun takkan mengkhianati proses yang sudah dilakukan dengan baik, dan tentu saja dengan sabar.
Bagaimana dengan kamu? Sudah pernah berkontemplasi, “bermuhasabah” atau connect the dots looking backwards pada dirimu 11 tahun lalu?
Kalo belum, silakan lengkapi titik-titik semestamu pada lembar kosong timeline di bawah ini untukmu:
Selanjutnya, share yuk apa saja upaya-upaya yang telah kamu lakukan dalam proses menggapai pencapaianmu selama 11 tahun belakangan dalam kompetisi menghadapi musuh terbesarmu; yakni dirimu sendiri.[]
